Minggu, 23 Januari 2011

Suhu di kutub Utara tercatat mencapai rekor tertinggi


Suhu di kutub Utara tercatat mencapai rekor tertinggi

''Planet berkaitan secara interkoneksi. Jadi apa yang terjadi di Arctic berpengaruh juga terhadap bagian dunia yang lain,'' ujar Jackie Richter-Menge dari Cold Regions Research and Engineering Laboratory di Hanover pada saat melaporkan Arctic Report Card tahunan ketiga.

Laporan yang disusun oleh 46 ilmuwan dari 10 negara tersebut , melihat berbagai kondisi di kutub Utara, mulai dari kondisi lapisan es hingga ekosistem yang ada di dalamnya.

Wilayah tersebut sudah lama diperkirakan akan menjadi area pertama yang menunjukkan dampak adanya pemanasan global, yang menurut Intergovernmental Panel on Climate Change adalah akibat dari aktivitas manusia menambah karbon dioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfir.

''Perubahan yang terjadi di Arctic menunjukkan efek domino dari banyak penyebab dibandingkan wilayah lain,'' ujar James Overland, seorang oceanografer di National Oceanic and Atmospheric Administration's Pacific Marine Environmental Laboratory, Seattle. ''Kutub Utara merupakan sistem yang sensitif dan seringkali merupakan cerminan dari perubahan iklim yang relatif cepat dan dramatis''.

Sebagai contoh, suhu udara pada saat musim gugur mencapai rekor tertinggi 5 derajat celcius di atas normal.

Laporan itu mencatat rekor tahun 2007 merupakan tahun terhangat sekaligus rekor banyaknya es di laut yang menghilang. Tahun ini es di laut mencair mencatat rekor kedua setelah tahun 2007.

Naiknya suhu mempercepat mencairnya es, dan membiarkan lebih banyak sinar matahari memanaskan lautan. Hangatnya suhu udara dan perairan juga mempengaruhi kehidupan di daratan dan lautan, serta mengurangi jumlah es laut selama musim dingin.

Penelitian tersebut jugam mencatat tren menghangatnya daratan Arctic dan bertambahnya dataran hijau yang bergerak ke utara ke wilayah yang ssebelumnya merupakan wilayah yang beku.

Menurut para ahli tersebut, selain pemanasan global terdapat pula siklus alam yang terdiri dari pemanasan dan pendinginan, dan siklus hangat di tahun 1990 menambah kenaikan suhu. Menurut Overland, dengan adanya siklus pendinginan di beberapa area yang ada saat ini, kenaikan suhu mulai melambat, tetapi hal itu tidak berlangsung lama dan akan meningkat lagi ketika siklus pemanasan alamiah tiba.

Jason Box dari Byrd Polar Research Center di Columbus, Ohio, ketika ditanya tentang seberapa besar pengaruh sinar matahari terhadap perubahan iklim, dia menjelaskan bahwa sinar matahari hanya memberikan 10% bagi global warming.

Selain itu didapatkan beberapa temuan dari penelitian tersebut, yaitu :

  • Lautan di kutub Utara terus menghangat dan diiringi dengan meningkatnya permukaan laut yang mendekati 0,1 inci pertahunnya.
  • Pemanasan di sekitar Greenland terus berlanjut. Di tahun 2007, tercatat rekor tertinggi mencairnya es, kurang lebih 38,4 kilometer kubik, dan menjadi penyebab utama dan terbesar meningkatnya permukaan air laut di dunia.
  • Kawanan rusa kutub juga mulai menurun populasinya.
  • Populasi angsa semakin meningkat di sekitar Arctic, yang berarti kawasan tersebut mulai menghangat.
  • Data mamalia laut lainnya terbatas, tetapi menunjukkan tren yang beragam. Beruang kutub hanya tercatat di beberapa area, beberapa jenis paus juga menurun, sementara jenis lainnya mengalami peningkatan, sedangkan kawanan anjing laut dalam jumlah besar tidak ditemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar