Minggu, 23 Januari 2011

Suhu Udara di Indonesia, Naik

Suhu udara kota-kota di Indonesia menunjukkan kenaikan maksimum lebih dari 1 derajat celsius dalam kurun waktu 10 tahun. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang diambil tahun 1983-2003, kenaikan suhu udara per 10 tahun adalah 0,036 derajat celsius hingga 1,383 derajat celsius.

Kenaikan suhu udara terendah tercatat di Kota Sibolga, Sumatra Utara (mencapai 0,036 derajat celsius dari rata-rata 31,52 derajat celsius). Adapun kenaikan suhu udara tertinggi tercatat di Kota Wamena, Papua (mencapai 1,38 derajat celsius dari rata-rata 25,97 derajat celsius).

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Analisis Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG, Soetamto, di Jakarta, Senin (30/3).

Perlu diketahui, kenaikan suhu udara tidak hanya disebabkan oleh sinar matahari atau kenaikan konsentrasi gas rumah kaca. Kita juga perlu memperhitungkan faktor aktivitas industri, transportasi, dan populasi.

Lalu, kenaikan 1 derajat celsius dalam sepuluh tahun itu termasuk sangat tinggi. Kenaikan suhu yang tinggi akan berdampak negatif pada banyak hal. Sejumlah penyakit akan mewabah dalam skala luas dan cuaca semakin sulit diprediksi. Selain itu intensitas badai dan puting beliung akan meningkat, terjadi penggurunan, terjadi kenaikan permukaan laut, dan muncul ancaman ketahanan pangan akibat pola tanam yang berubah-ubah.

Kini, yang harus kita lakukan adalah berusaha memperlambat kenaikan suhu. Caranya antara lain, dengan menjaga dan memelihara lingkungan hidup, serta hemat energi.

Suhu Wilayah Riau Meningkat Jadi 35,5 Derajat

AP PHOTO/BISWARANJAN ROUT
IlustrasBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyatakan suhu udara sejumlah daerah di Riau meningkat mencapai angka 35,5 derajat Celcius. "Suhu udara beberapa daerah di Riau mulai berada di atas normal seperti Pekanbaru hari ini dilanda cuaca panas mencapai 35,5 derajat Celcius," ujar analis BMKG Pekanbaru, Warih Budi Lestari, Selasa (6/4/2010).

Beberapa hari sebelumnya BMKG Pekanbaru mencatat suhu udara maksimal di Riau rata-rata hanya berkisar 33 derajat Celcius, namun pada Senin, telah mencapai angka 34,4.

Kondisi cuaca panas itu, disebabkan pemanasan lokal akibat posisi matahari yang tepat di sekitar titik equator, yakni pada posisi 0 derajat Lintang Utara dan 0 derajat Lintang Selatan.

Titik equator atau garis khatulistiwa di Riau terletak di Kelurahan Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar yang ditandai dengan berdirinya Tugu Equator di daerah itu.

Menurut Warih, dengan posisi matahari yang berada di sekitar titik itu maka cuaca Riau yang berada di musim hujan menjadi tidak merata karena hujan yang turun bersifat lokal.

"Kondisi itu terjadi karena pembentukan awan hujan dari peristiwa memuainya air laut menjadi terhalang, sehingga sengatan teriknya matahari langsung menuju ke permukaan bumi," katanya.

Riau dengan kerusakan kawasan hutan yang cukup tinggi akibat pembukaan areal menjadi lahan perkebunan milik perusahaan besar dan pemukiman warga telah menyebabkan peningkatan suhu di provinsi itu cukup ekstrem.

"Lapisan atmosfer Riau telah berkurang akibat kerusakan lingkungan, sehingga suhu udara mudah meningkat yang menyebabkan kita merasa kepanasan pada waktu siang dan gerah di malam hari," ujarnya.

Suhu udara di Provinsi Riau telah mengalami peningkatan rata-rata sekitar dua derajat Celcius dalam setahun atau dua kali lipat dari peningkatan rata-rata di dunia.

Tengku Ariful Amri, peneliti dari Badan Kajian Rona Lingkungan UNRI, menyatakan, peningkatan suhu udara yang cukup tinggi di luar batas kewajaran itu terjadi karena laju kerusakan hutan yang tidak terkendali.

Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau menyatakan 51 persen dari total luas wilayah daratan Riau terutama kawasan gambut telah dibuka, dengan laju kerusakan 135 ribu hektare per tahun akibat aktivitas ekonomi.

Capai Titik Beku Suhu Udara di Gunung Semeru, Pendaki Harap Waspada

Capai Titik Beku Suhu Udara di Gunung Semeru, Pendaki Harap Waspada

HIMPALAUNAS.COM, LUMAJANG - Akibat dari cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi, membuat suhu di kawasan Ranu Kumbolo, Gunung Semeru mencapai titik beku. Titik terendah yang terpantau pihak Taman Nasional Bromo Tenger Semeru (TNBTS) mencapai minus 1 derajat celcius.

Akibatnya, permukaan kawasan Ranu Kumbolo dipenuhi bunga es saat malam hari. Kondisi ini bisa terlihat dari pucuk pohon cemara dan rerumputan yang pucuk-pucuknya penuh dengan bunga es.

Anggoro Dwi Sujiarto, Kepala Bidang Pengelolaan TNBTS Kantor Wilayah II di Lumajang, Sabtu (9/10) pagi, membenarkan

kondisi ini. Menurutnya, suhu Ranu Kumbolo memang sempat menembus minus satu derajat celcius.

"Kondisi ini dipengaruhi cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi secara global," kata Anggoro Dwi Sujiarto.

Meski begitu ujar Anggoro, suhu yang mencapai minus satu derajat celcius ini, tidak terjadi setiap hari. "Saat ini suhu memang mencapai titik terendah dan bahkan beku di sana. Meski, kondisi ini tidak terjadi setiap hari," sambung Anggoro lagi.

Suhu yang dingin ini, lanjut Kepala Bidang Pengelolaan TNBTS Kantor Wilayah II di Lumajang ini, kerap terjadi saat memasuki musim kemarau yang dibarengi musim penghujan. "Cuaca lembab akibat musim kemarau yang dibarengi musim penghujan seperti sekarang ini, yang memicu kondisi turunnya suhu di kawasan Ranu Kumbolo," bebernya.

Dengan kondisi suhu terendah ini, Anggoro Dwi Sujiarto mengingatkan kepada para pendaki, untuk mempersiapkan peralatan yang standar sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).

"Para pendaki dengan kelengkapan yang memenuhi SOP tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Karena, jika pendaki membawa sleeping bag saja, sudah aman kok. Sebab, ada sleeping bag yang mampu menahan suhu sampai minus 8 derajat celcius. Masuk ke sleeping bag sudah aman," sambil jelas Anggoro, menambahkan jika di kawasan Ranu
Kumbolo ada pondok yang bisa disediakan untuk berteduh dan menahan dingin dengan bantuan api unggun.

Imbauan untuk kesiapaan pendaki menghadapi cuaca dingin ini, pihak TBNBTS sendiri juga telah menerapkan prosedur dengan memberikan briefing kepada mereka sebelum melakukan pendkaian ke puncak Semeru.

Sementara, dari data di TNBTS Kantor Wilayah II Lumajang, menyebutkan, saat ini terdapat lebih dari 100 pendaki yang tengah berada di kawasan Puncak Semeru. Meski suhu di puncak Semeru mencapai titik terendah, namun pendakian masih diminati.

kalor dan perubahan zat

Pengertian Kalor

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor

  1. massa zat
  2. jenis zat (kalor jenis)
  3. perubahan suhu

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c.(t2 – t1)

Dimana :

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)

m adalah massa benda (kg)

c adalah kalor jenis (J/kgC)

(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

  • Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
  • Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.

H = Q/(t2-t1)

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

c = Q/m.(t2-t1)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru

H = m.c

Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.

Grafik Perubahan Wujud Es

Keterangan :

Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)

Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini.

Hubungan antara kalor dengan energi listrik

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.

W = Q

Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W = P.t

Keterangan :

W adalah energi listrik (J)

P adalah daya listrik (W)

t adalah waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh persamaan ;

P.t = m.c.(t2 – t1)

Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.

Asas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :

Q lepas = Q terima

m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)

Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.

kalor

PerpIndahan kalor merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kalor (Heal)berpindah/mengalir dari tempat yang bertemperatur tinggi ke temperatur lebih rendah jadi panas dapat berpindab karena adanya” beda temperatur Ada tiga jenis perpindahan kalor, namun untuk aliran kalor yang melewati bahan komposit maka analisa pcrpmdahan kalornya mcnggunakan analisa perpindahan kalor secara konduksi. Adapun besarnya laju perpindahan kalor yang melalui material komposit tersebut akan berbeda-beda tergantung pada beberapa parameter scperti: sifat bahan, luas pcimukaan. ketebalan bahan, dan parameter lainnya. Penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi sumber kalor terhadap laju perpindahan kalor melalui dinding komposit menghasilkan kesimpulan bahwa laju perpindahan panas juga semakin meningkat sebanding dengan kenaikan sumber panas. Namun pemakaian dinding komposit secara seri, menyebabkan laju perpindahan panas menyeluruh akan scmakin menurun.dikarenakan adanya pengaruh oleh ketebalan bahannya. Semakin tebal bahan maka laju perpindahan panas akan semakin turun.

Suhu di kutub Utara tercatat mencapai rekor tertinggi


Suhu di kutub Utara tercatat mencapai rekor tertinggi

''Planet berkaitan secara interkoneksi. Jadi apa yang terjadi di Arctic berpengaruh juga terhadap bagian dunia yang lain,'' ujar Jackie Richter-Menge dari Cold Regions Research and Engineering Laboratory di Hanover pada saat melaporkan Arctic Report Card tahunan ketiga.

Laporan yang disusun oleh 46 ilmuwan dari 10 negara tersebut , melihat berbagai kondisi di kutub Utara, mulai dari kondisi lapisan es hingga ekosistem yang ada di dalamnya.

Wilayah tersebut sudah lama diperkirakan akan menjadi area pertama yang menunjukkan dampak adanya pemanasan global, yang menurut Intergovernmental Panel on Climate Change adalah akibat dari aktivitas manusia menambah karbon dioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfir.

''Perubahan yang terjadi di Arctic menunjukkan efek domino dari banyak penyebab dibandingkan wilayah lain,'' ujar James Overland, seorang oceanografer di National Oceanic and Atmospheric Administration's Pacific Marine Environmental Laboratory, Seattle. ''Kutub Utara merupakan sistem yang sensitif dan seringkali merupakan cerminan dari perubahan iklim yang relatif cepat dan dramatis''.

Sebagai contoh, suhu udara pada saat musim gugur mencapai rekor tertinggi 5 derajat celcius di atas normal.

Laporan itu mencatat rekor tahun 2007 merupakan tahun terhangat sekaligus rekor banyaknya es di laut yang menghilang. Tahun ini es di laut mencair mencatat rekor kedua setelah tahun 2007.

Naiknya suhu mempercepat mencairnya es, dan membiarkan lebih banyak sinar matahari memanaskan lautan. Hangatnya suhu udara dan perairan juga mempengaruhi kehidupan di daratan dan lautan, serta mengurangi jumlah es laut selama musim dingin.

Penelitian tersebut jugam mencatat tren menghangatnya daratan Arctic dan bertambahnya dataran hijau yang bergerak ke utara ke wilayah yang ssebelumnya merupakan wilayah yang beku.

Menurut para ahli tersebut, selain pemanasan global terdapat pula siklus alam yang terdiri dari pemanasan dan pendinginan, dan siklus hangat di tahun 1990 menambah kenaikan suhu. Menurut Overland, dengan adanya siklus pendinginan di beberapa area yang ada saat ini, kenaikan suhu mulai melambat, tetapi hal itu tidak berlangsung lama dan akan meningkat lagi ketika siklus pemanasan alamiah tiba.

Jason Box dari Byrd Polar Research Center di Columbus, Ohio, ketika ditanya tentang seberapa besar pengaruh sinar matahari terhadap perubahan iklim, dia menjelaskan bahwa sinar matahari hanya memberikan 10% bagi global warming.

Selain itu didapatkan beberapa temuan dari penelitian tersebut, yaitu :

  • Lautan di kutub Utara terus menghangat dan diiringi dengan meningkatnya permukaan laut yang mendekati 0,1 inci pertahunnya.
  • Pemanasan di sekitar Greenland terus berlanjut. Di tahun 2007, tercatat rekor tertinggi mencairnya es, kurang lebih 38,4 kilometer kubik, dan menjadi penyebab utama dan terbesar meningkatnya permukaan air laut di dunia.
  • Kawanan rusa kutub juga mulai menurun populasinya.
  • Populasi angsa semakin meningkat di sekitar Arctic, yang berarti kawasan tersebut mulai menghangat.
  • Data mamalia laut lainnya terbatas, tetapi menunjukkan tren yang beragam. Beruang kutub hanya tercatat di beberapa area, beberapa jenis paus juga menurun, sementara jenis lainnya mengalami peningkatan, sedangkan kawanan anjing laut dalam jumlah besar tidak ditemukan.